Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2022
E-commerce dalam Ancaman   Setelah Bank Indonesia, BSSN, Kementrian Kesehatan, BKN, Dirjen Pajak serta BPJS Kesehatan. Kini E-Commerce menjadi Incaran para hacker jahat. Berkaca dari tahun 2020 peretasan tersebut dialamai olek Tokopedia yang mengalami kebocoran data sebanyak 91 Juta data pengguna. Hal serupa juga dialami oleh bukalapak setahun sebelumnya. Seperti yang disampaikan oleh Kementrian Komunikasi dan Informasi (KOMINFO) katadata.co.id, Kamis (27 Januari 2022) Pelaksana tugas (Plt) Direktur Tata Kelola Direktorat Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Kominfo Teguh Arifiyadi mengatakan, “ Sektor e-commerce mencatatkan 29,8% kasus kejahatan siber. Sedangkan instansi pemerintah 25,5%. Disusul oleh jasa keuangan 17%, media sosial 6,4%, dan telekomunikasi 4,3%”. Chief Digital Forensic PT DFI Ruby Alamsyah mengatakan, pelaku kejahatan siber menyasar sektor e-commerce karena memiliki data yang cukup banyak. Dengan begitu, data yang berhasil diperoleh dapat mendatangkan keunt

Toolkit phishing MITM (Man In The Middle)

  Toolkit phishing MITM  (Man In The Middle) Bukan rahasia lagi bahwa rekayasa sosial adalah metode paling umum bagi peretas untuk menginfeksi titik akhir dengan ransomware pada awalnya. Ini terdiri dari mengirim email phishing untuk mendapatkan kepercayaan dan menarik calon korban untuk membuka lampiran atau mengklik tautan untuk mengunduh PDF berbahaya dan file dokumen lainnya. Pada tahun 2020, telah dicatat bahwa kampanye phishing ini menjadi semakin bertarget, dipersonalisasi, dan spesifik. Kampanye phishing ini sudah menargetkan aplikasi paling populer dengan Facebook (4,5 juta upaya phishing), WhatsApp (3,7 juta), Amazon (3,3 juta), Apple (3,1 juta) dan Netflix (2,7 juta). Google dan produknya (YouTube, Gmail, dan Google Drive) berada di urutan keenam dengan 1,5 juta upaya phishing (1). Namun selain rekayasa sosial, peretas menggunakan cara yang lebih canggih lagi yaitu menggunakan cookie. Mereka memiliki banyak toolkit online, MITM atau Man In The Middle, yang memperkuat kerusak
  ADA APA DENGAN INDONESIA??? 6 Lembaga dan Kementrian diserang Hacker . ……  Awal tahun 2022 Indonesia digegerkan dengan beragam serangan dari para Hacker. Hampir semua aspek fital Negara ini mengalami serangan-serangan jahat itu. Entah unsur apa yang melatar belakangi serangan-serangan meraka. Namun yang pasti tujuan para Hacker jahat menyerang adalah untuk perusakan, pembajakan bahkan pencurian asset-aset dan hacker mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Tak tanggung-tanggung, Beberapa Kementrian telah menjadi korban diawal tahun ini. Mengutip cnbcindonesia.com, Senin (24 Januari 2022), ada 6 peristiwa kejahatan Hacker yang menyerang lembaga dan Kementrian: 1.       1.  Bank Indonesia Pada Kamis (20/1/2022), akun Dark Tracer menginformasikan Bank Indonesia jadi salah satu korban Ransomware Conti. Dark Tracer juga mengkonfirmasi jika Conti Ransomware telah mengunggah data internal BI sebanyak 44GB dari 175 PC yang di bajaknya. 2.       2.  Direktoral Jendral Pajak Serangan ra
Hati-Hati PC anda dikendalikan Hacker!   Kabar mengejutkan Kembali datang dari dunia Cyber. Pasalnya para Hacker bisa memantau bahkan mengedalikan PC yang kita gunakan melalui beberapa celah yang ada. Tentu melalui jaringan internet yang terhubung dengan PC atau computer yang kita gunakan. Seperti yang dialami oleh salah satu satu pengembang software dan pengembang game. Sebut saja pengembang game Dark Soul yang berpusat di jepang. Dikutip dari liputan6.com (Senin, 23 Januari 2023) Tim peneliti keamanan baru saja mendapati kerentanan di dalam gim buatan FromSoftware, yaitu  Dark Souls 3 . Adapun eksploitasi keamanan ini memungkinkan pelaku kejahatan mengeksekusi kode dari jarak jauh ( remote code execution , RCE), dan mengendalikan komputer korbannya. Laporan ini diungkap pertama kali oleh Dexerto. Celah keamanan ini hanya berimbas terhadap  player  PC yang bermain gim itu secara  online . Mengutip  The Verge , Senin (24/1/2022), kerentanan ini juga berpotensi berpengaruh t
Gawat!!!! Bank Indonesia Kembali diretas…………….. Dilansir dari economy.okezone.com , Rabu (20 Januari 2022), Data  Bank Indonesia  diretas oleh hacker. Data bank sentral ini diduga diretas oleh sekelompok hacker yang bernama ransomware Conti pada Kamis 20 Januari 2022. Melansir akun twitter intelijen bernama @darktracer_int, Kamis (20/1/2022), BI menjadi salah satu korban peretasan. "[ALERT] kelompok Conti ransomware mengumumkan "BANK OF INDONESIA" masuk dalam daftar korban," tulis Dark Tracer, Kamis (20/1/2022). Conti sendiri merupakan ransomware yang dijalankan geng hacker Wizard Spider. Mereka berbasis di Rusia dan telah menjadi target Europol, Interpol, FBI, dan juga Badan Kejahatan Nasional di Inggris. Wizard Spider juga dikenal menjalankan peranti ransomware Ryuk dan Trickbot yang menyerang korporasi, rumah sakit, hingga lembaga yang memberi layanan publik. Ransomware adalah jenis program jahat atau malware yang dapat mencuri dan menyandera data k
NFT……. ????? 28,5 Miliar melayang dari sang kolektor   Akhir-akhir ini NFT banyak dibicarakan di Indonesia, terlebih saat salah satu pemuda Asal Indonesia yang mendapat keuntungan Milyaran karena beberapa foto selfinya terjual melalui NFT. Sebut saja Ghozali yang menjadi salah satu milyarder dadakan berkat NFT.   Sebenarnya apa itu NFT? Dalam penjelasan sederhana, NFT merupakan token digital, tidak dapat dipertukarkan namun dapat diperjualbelikan. Hal ini yang membuat NFT cocok digunakan dalam transaksi karya seni digital oleh konsumen biasa maupun kolektor atau disebut sebagai crypto art yang ditunjang oleh Ethereum sebagai platform pendukungnya. Dalam hal ini, NFT berfungsi sebagai alat verifikasi karya digital untuk transaksi crypto art. Hal ini yang membuat karya yang diperjualbelikan diperlakukan layaknya karya seni berformat fisik. NFT mengubah aset digital dan jenis barang koleksi lainnya menjadi satu-satunya, sehingga karya seni tersebut bisa diverifikasi keasliannya dan mudah