Skip to main content



TAHUN RANSOMEWARE???

Covid-19 yang terkonfirmasi menyebar di Indonesia sejak Maret 2020 lalu, menjadi pemicu utama Sebagian perusahaan menerapkan sistem kerja yang baru. Istilah WFH (Work from home) menjadi salah satu solusi agar perusahaan tetap bisa beroperasi meskipun Sebagian pekerjaan dikerjakan oleh karyawan mereka dari rumah. Sekilas sistem pekerjaan seperti ini sangat membantu dalam mencegah penularan Covid-19 serta memutus rantai penularannya. Karyawan dengan mudah mengakses server perusahaan dari rumah, membagikan hasil pekerjaan dengan email atau cloud dan lain sebagainya. Bahkan sistem kerja seperti ini masih tetap dijalankan di beberapa perusahaan meskipun telah berlangsung lama sejak awal pandemic Covid-19.

Disadari atau tidak, dengan sistem kerja seperti itu dan membagikan serta mengakses data perusahaan dari luar sangatlah berbahaya. Kita mencegah penyebaran Covid-19 di Lingkungan kantor atau perusahaan kita, Namun kita justru membuka pintu bagi para Hacker untuk melakukan serangan serta peretasan.

Seperti yang telah kita ketahui bersama, banyak sekali serangan yang dialami oleh perusahaan maupun Instansi pemerintahan selama Pandemi Covid-19 dan menerapkan sistem WFH. Diawali peretasan data pasien Covid-19, kemudian disusul peretasan pada aplikasi Peduli Lindungi, Selanjutnya Bank BRI, Bahkan BSSN dan Bank Indonesia juga menjadi korbannya. Tentu kasus peretasan itu sudah banyak sekali dan tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Tahun 2022 menjadi ancaman terbesar pada sistem keamanan siber. Bahkan serangan Ransomeware diprediksi akan meningkat mengingat sistem kerja yang masih diterapkan saat ini.

Mengutip inet.detik.com, Rabu (27 januari 2022), Peneliti keamanan di Trend Micro memprediksi pelaku serangan siber pada 2022 akan berfokus pada serangan ransomware ke jaringan server dan layanan terbuka, karena banyaknya karyawan yang masih bekerja dari rumah.
Menurut laporan prediksi tersebut, kerentanan akan diperkuat dalam waktu singkat dan dipadukan dengan privilege escalation bugs untuk menghasilkan kampanye yang sukses.

Selain itu, sistem IoT, rantai pasokan global, lingkungan cloud, dan fungsi DevOps akan menjadi target sasaran. Komoditas malware strains yang lebih canggih akan menargetkan UKM.

Pada kenyataannya, Cloud mengalami banyak serangan dan tidak aman. Menggunakan sistem Cloud untuk Infrastruktur hanya akan mentransfer masalah, dari Infrastruktur ke Cloud, dan ini lebih berbahaya. Karena begitu peretas memasuki Cloud, mereka memiliki akses ke semua dab anda akan kehilangan semuanya.

Anda dapat melindungi sistem Informasi anda menggunakan apa yang kami rekomendasikan di ALL-IN-ONE: ZERO TRUST dan MICRO SEGMENTATION.

Perlu anda perhatikan bahwa dalam memilih layanan Cloud, anda harus benar-benar memastikan bahwa tidak ada campur tangan dari pihak ketiga manapun, tak terkecuali pembuat ataupun pengembang.

Seperti Sydecloud yang diciptakan dan dikembangkan oleh PT Sydeco misalnya, karena dengan Sydecloud tidak ada campur tangan dari pihak ketiga manapun. Kenapa? Karena Server, Storage, dan Backup berada ditempat anda sebagai pengguna bukan di PT Sydeco https://www.sydeco.co/. Selain itu PT sydeco sebagai pembuat tidak memiliki akses apapun untuk masuk dan melihat isi storage Sydecloud Anda.

Selain menggunakan sistem Cloud seperti Sydecloud, Anda perlu meningkatkan keamanan jaringan Internet anda dengan Archangel https://the-archangel.co/. Karena serangan para hacker akan disebar dan masuk melalui jaringan internet yang anda gunakan. Namun dengan Archangel anda tidak perlu khawatir lagi. Karena Archangel mampu menyaring, memutus dan memblokir serangan serta memberikan report kepada anda terkait dengan Identitas serangannya secara realtime.    

 

Gunakan Archangel segera sebelum anda menjadi korban dari serangan mereka.

Contact Us:

Email : sydeco.indonesia@yahoo.com

Telp : (+62) 274-2887796

www.sydeco.co

 

 

 

Sumber: https://inet.detik.com/security/d-5916288/2022-bakal-jadi-tahunnya-ransomware.



 

Comments

Popular posts from this blog

 Hospital Security in Question In a recent article titled "Cyberattacks: Public and Private Hospitals, Is the Worst Yet to Come?", Jean-Michel Tavernier1 provides a detailed analysis of why the medical sector is a prime target for hackers. He highlights the vulnerabilities that allow hackers to access sensitive data such as medical records, insurance information, and payment details. The compromise of this data can have severe consequences for individuals' privacy, financial security, and even personal safety, not to mention the financial damage to institutions and the risks to the quality of care provided to patients. System Vulnerabilities Tavernier points to the "excessive interdependence of the entire healthcare chain." Hospitals collaborate with a multitude of interconnected providers and partners, creating numerous opportunities for attackers. He suggests managing the attack surface (ASM), which means controlling and securing all entry points where unautho...
                                                                     ERRARE HUMANUM EST   The Inescapable Nature of Human Error and Its Implications in Cybersecurity To err is human; one could even say it is a defining characteristic of humanity. Who has never made a mistake, whether out of distraction, ignorance, or because it was provoked? No one is immune to making mistakes, and most of the time, they are forgivable, even if their consequences can be very damaging. However, the fundamental, unforgivable error is doing nothing to avoid situations that lead to mistakes. Thus, to minimize errors due to distraction, one should avoid multitasking (for example, a surgeon operating should not be distracted by a nurse recounting her latest adventures) and refrain from performing actio...

KEUANGAN & DATA PRIBADI PEMAIN GAME ONLINE DALAM BAHAYA

Melindungi Gamer Online: Memahami Risiko dan Solusi Dalam beberapa tahun terakhir, dunia game online telah mengalami pertumbuhan eksponensial, sejalan dengan meningkatnya nilai aset game. Namun, lonjakan popularitas ini juga membawa segudang risiko yang mengancam para pemain dan operator. Dari upaya peretasan dan pencurian akun hingga transaksi yang tidak sah dan eksploitasi data, bahaya yang mengintai di dunia digital selalu ada. Mengingat tantangan-tantangan ini, sangat penting untuk menjelaskan pentingnya langkah-langkah perlindungan yang kuat dan solusi inovatif. Memahami Lanskap Aset game, yang terdiri dari mata uang virtual, item, dan akun, adalah sumber kehidupan ekonomi game online. Nilainya melampaui ranah virtual, bahkan sering kali melampaui transaksi di dunia nyata. Meskipun demikian, perlindungan konsumen tradisional yang diberikan oleh layanan perbankan dan pembayaran tidak ada di ranah game. Operator platform game sering kali mengadopsi pendekatan laissez-faire, membuat ...